Sumbar, mediaterobos.com - Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2018 Sumbar resmi ditutup oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI petang tadi, Auditorium Universitas Negeri Padang, Jumat (6/7).
Raihan medali Sumbar meningkat dari capaian tahun lalu di mana perwakilan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) hanya meraih 9 medali : 1 emas, 1 perak, dan 7 perunggu, tahun ini, Sumbar berhasil meningkatkan perolehan medalinya menjadi 12 : 1 emas, 4 perak, dan 7 perunggu. Jumlah tersebut mengantar Sumbar ke peringkat 9 dari 28 provinsi yang mengirimkan wakilnya.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sunatera Barat Nasrul Abit pada saat acara penutupan OSN 2018 di Auditorium UNP Padang, yang dihadiri oleh lebih kurang 3.000 peserta dari 28 provinsi yang mengikuti OSN tahun 2018.
Adapun 12 medali Sumbar ini secara berurutan dipersembahkan oleh Muhammad Farhan Syauhaqi (tingkat SMA, bidang lomba Kebumian), Muhammad Faqih Al-Ghifari (tingkat SMA, bidang lomba Geografi), Irfan Azhar (tingkat SMA, bidang lomba Geografi), Muhammad Yahya Ayyasy (tingkat SMA, bidang lomba Kebumian), Muhammad Farhan (tingkat SMA, bidang lomba Astronomi), Akbar Anwar Syahrul (tingkat SMA, bidang lomba Geografi), Muhammad Taufik Hidayat (tingkat SMA, bidang lomba Biologi), Muhammad Agil Ghifari (tingkat SMA, bidang lomba Fisika), Muhammad Irsyad Zaffarsyah (tingkat SMA, bidang lomba Fisika), Achel Ahmadsyah Suherman (tingkat SMP, bidang lomba IPS), Zepri Ramadhan (tingkat SMP, bidang lomba IPS), dan Nauf Adrian Marsha (tingkat SD, bidang lomba Matematika).
Wagub Nasrul Abit menyampaikan apresiasi, atas prestasi ini, dan kerja keras seluruh peserta yang berhasil menjadi juara, selamat dan mengingatkan bahwa OSN bukanlah akhir perjuangan karena masih ada Olimpiade Sains tingkat internasional yang mesti ditaklukkan.
“Selamat kepada anak-anak kami yang jadi juara, baik juara umum maupun perorangan. Tapi perjuangan ananda belum selesai. Ananda masih akan terus berjuang di tingkat internasional. Semoga setelah OSN, ananda sekalian dapat menjadi juara di sana,” ujarnya.
Wagub juga menyampaikan, hasil ini perlu menjadi evaluasi bagi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, bagaimana ke depan anak-anak generasi Sumatera Barat dapat meraih hal yang sama dengan anak-anak di pulau Jawa. OSN mungkin bukan standar yang kuat dalam melihat potensi anak didik, akan tetapi OSN dapat menjadi cerminan umum, bahwa masih ada yang kurang dalam peningkatan kemampuan anak didik di Sumatera Barat.
Oleh karena itu, sekolah dan para guru-guru di semua sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA mesti mencari kreatif baru yang memungkinkan anak-anak kita di Sumatera Barat dapat bersaing dan memperlihatkan kulitas yang baik dalam era globalisasi ini, himbau Nasrul Abit.
Sementara itu, Mendikbud Muhadjir Effendy di kesempatan yang sama, sebelum secara resmi menutup perhelatan OSN mengatakan, predikat juara yang berhasil diraih hari ini oleh sebagian peserta OSN merupakan kemenangan sementara. Baginya, pemenang sebenarnya adalah mereka yang terus menekuni sains hingga sains menjadi profesi di masa dewasa kelak.
“Saya yakinkan kamu, kamu semua adalah pemenang hari ini. Kalau ada yang nanti disebut juara, itu sementara. Kemenangan sesungguhnya adalah siapa yang konsisten terus menekuni sains dan menjadi ilmuwan terkenal sesungguhnya di masa depan,” ujarnya.
Jika hal itu terwujud, sambung Muhadjir, maka itu bukan lagi sebatas kemenangan peserta OSN semata, tapi juga kemenangan bangsa dan negara. Muhadjir percaya, perkembangan sains berbanding lurus dengan kemajuan dan keunggulan sebuah negara-bangsa di panggung dunia.
“Kamu harus ingat, tidak ada negara yang dapat melesat tinggi tanpa sains. Semakin kuat sains suatu negara, semakin besar peluang untuk unggul. Sebaliknya, jika abai, negara tersebut tak akan bisa berkompetisi,” imbuhnya.
Ia yakin, apabila sebagian saja peserta OSN benar menjadi ilmuwan di masa dewasanya, Indonesia akan menjadi negara unggul itu; Indonesia akan mampu seiring bahkan berpacu dengan negara-negara Dunia kedua, pun negara Dunia Pertama.
“Kalau 50% saja dari kamu jadi ilmuwan sampai tua, saya yakin Indonesia akan mampu berkompetisi dengan seluruh bangsa,” tandasnya.
Mengakhiri sambutannya, Muhadjir menekankan pada seluruh peserta dan pendamping, bahwa dengan dasar pikirnya tadi, OSN harus dipandang sebagai kegiatan strategis nasional alih-alih kompetisi rutin tahunan antarsiswa.
“Atas dasar itu, kegiatan OSN ini bukan kegiatan main2. Ini adalah kegiatan strategis,” pungkasnya.
Raihan medali Sumbar meningkat dari capaian tahun lalu di mana perwakilan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) hanya meraih 9 medali : 1 emas, 1 perak, dan 7 perunggu, tahun ini, Sumbar berhasil meningkatkan perolehan medalinya menjadi 12 : 1 emas, 4 perak, dan 7 perunggu. Jumlah tersebut mengantar Sumbar ke peringkat 9 dari 28 provinsi yang mengirimkan wakilnya.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sunatera Barat Nasrul Abit pada saat acara penutupan OSN 2018 di Auditorium UNP Padang, yang dihadiri oleh lebih kurang 3.000 peserta dari 28 provinsi yang mengikuti OSN tahun 2018.
Adapun 12 medali Sumbar ini secara berurutan dipersembahkan oleh Muhammad Farhan Syauhaqi (tingkat SMA, bidang lomba Kebumian), Muhammad Faqih Al-Ghifari (tingkat SMA, bidang lomba Geografi), Irfan Azhar (tingkat SMA, bidang lomba Geografi), Muhammad Yahya Ayyasy (tingkat SMA, bidang lomba Kebumian), Muhammad Farhan (tingkat SMA, bidang lomba Astronomi), Akbar Anwar Syahrul (tingkat SMA, bidang lomba Geografi), Muhammad Taufik Hidayat (tingkat SMA, bidang lomba Biologi), Muhammad Agil Ghifari (tingkat SMA, bidang lomba Fisika), Muhammad Irsyad Zaffarsyah (tingkat SMA, bidang lomba Fisika), Achel Ahmadsyah Suherman (tingkat SMP, bidang lomba IPS), Zepri Ramadhan (tingkat SMP, bidang lomba IPS), dan Nauf Adrian Marsha (tingkat SD, bidang lomba Matematika).
Wagub Nasrul Abit menyampaikan apresiasi, atas prestasi ini, dan kerja keras seluruh peserta yang berhasil menjadi juara, selamat dan mengingatkan bahwa OSN bukanlah akhir perjuangan karena masih ada Olimpiade Sains tingkat internasional yang mesti ditaklukkan.
“Selamat kepada anak-anak kami yang jadi juara, baik juara umum maupun perorangan. Tapi perjuangan ananda belum selesai. Ananda masih akan terus berjuang di tingkat internasional. Semoga setelah OSN, ananda sekalian dapat menjadi juara di sana,” ujarnya.
Wagub juga menyampaikan, hasil ini perlu menjadi evaluasi bagi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, bagaimana ke depan anak-anak generasi Sumatera Barat dapat meraih hal yang sama dengan anak-anak di pulau Jawa. OSN mungkin bukan standar yang kuat dalam melihat potensi anak didik, akan tetapi OSN dapat menjadi cerminan umum, bahwa masih ada yang kurang dalam peningkatan kemampuan anak didik di Sumatera Barat.
Oleh karena itu, sekolah dan para guru-guru di semua sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA mesti mencari kreatif baru yang memungkinkan anak-anak kita di Sumatera Barat dapat bersaing dan memperlihatkan kulitas yang baik dalam era globalisasi ini, himbau Nasrul Abit.
Sementara itu, Mendikbud Muhadjir Effendy di kesempatan yang sama, sebelum secara resmi menutup perhelatan OSN mengatakan, predikat juara yang berhasil diraih hari ini oleh sebagian peserta OSN merupakan kemenangan sementara. Baginya, pemenang sebenarnya adalah mereka yang terus menekuni sains hingga sains menjadi profesi di masa dewasa kelak.
“Saya yakinkan kamu, kamu semua adalah pemenang hari ini. Kalau ada yang nanti disebut juara, itu sementara. Kemenangan sesungguhnya adalah siapa yang konsisten terus menekuni sains dan menjadi ilmuwan terkenal sesungguhnya di masa depan,” ujarnya.
Jika hal itu terwujud, sambung Muhadjir, maka itu bukan lagi sebatas kemenangan peserta OSN semata, tapi juga kemenangan bangsa dan negara. Muhadjir percaya, perkembangan sains berbanding lurus dengan kemajuan dan keunggulan sebuah negara-bangsa di panggung dunia.
“Kamu harus ingat, tidak ada negara yang dapat melesat tinggi tanpa sains. Semakin kuat sains suatu negara, semakin besar peluang untuk unggul. Sebaliknya, jika abai, negara tersebut tak akan bisa berkompetisi,” imbuhnya.
Ia yakin, apabila sebagian saja peserta OSN benar menjadi ilmuwan di masa dewasanya, Indonesia akan menjadi negara unggul itu; Indonesia akan mampu seiring bahkan berpacu dengan negara-negara Dunia kedua, pun negara Dunia Pertama.
“Kalau 50% saja dari kamu jadi ilmuwan sampai tua, saya yakin Indonesia akan mampu berkompetisi dengan seluruh bangsa,” tandasnya.
Mengakhiri sambutannya, Muhadjir menekankan pada seluruh peserta dan pendamping, bahwa dengan dasar pikirnya tadi, OSN harus dipandang sebagai kegiatan strategis nasional alih-alih kompetisi rutin tahunan antarsiswa.
“Atas dasar itu, kegiatan OSN ini bukan kegiatan main2. Ini adalah kegiatan strategis,” pungkasnya.