TEROBOS
Jakarta- Soal Sumbar kedepan dengan siapa pemimpinnya kembali 'dicikaraui' Jaringan Pemred Sumbar (JPS).
Empat nara sumber hadir di FGD Series JPS di Balairuang Jakarta untuk digali bulir-bulir pikirannya bertajuk. Sunbar Mencari Pemimpin, Jumat 21/3 malam.
FGD Series ke tiga digelar JPS.di Balairung ternyata semakin gahar saja bulir pikiran dari narasumber. Series pertama menampilkan Alirman Sori dan Irman Gusman, Jumat pagi tiga tokoh perempun, Nevi Zuairina, Reni Mayerni dan Sastri Bakry menuangkan pemikirannya.
Series ketiga, Jumat malam, empat narasumber yang hadir sangat berkelas dalam pemikirannya, Dony Oskaria (Wadirut PT Garuda) Pengusaha Nasional Ricky Donals Dt Paduko Marajo, Walikota Padang Panjang Fadly Amran dan Komisioner KPI Pusat Yuliandre Darwis dengan moderator Adrian Toaix Tuswandi.
Dony Oskaria menyentil soal Jaringan Pemred Sumbar (JPS) tidak bergeser tekadnya untuk mencari pemimpin yang mampu jadikan pertumbuhan ekonomi (PE) Sumbar tujuh persen.
"Saya harap JPS terus mengkoarkan tekad jadikan PE Sumbar tujuh persen, jangan JPS lembek karena alasan yang mengajatkan sulit menembus PE Sumbar tujuh persen, menurut saya alasan itu dibuat-buat dan JPS melegitimasinya ke publik,"ujar Donie Oskaria.
Bahkan lebih keras lagi Dony mengatakan kalau Sumbar kedeoan puas dengan PE lima persen maka mubazir digelar Pilkada.
"Lima persen itu, tanpa ada gubernur Sunbar pasti tercaoai juga angka tersebut,"ujar Dony Oskaria.
Pemimpin Sumbar kedepan haris mampu menjadi triger handal sektor pertanian dan lerkebunan, perikanan kelautan dan pariwisata serrlta 14 multi player efect nya.
"Tapi sampai hari ini, saya tidak bisa tahu mana invest-map Sumbar, padahal investasi menjadi pemicu cepat naiknya pertumbuhan ekonomi suatu daerah,"ujar Dony.
Sementara Yuliandre Darwis menyentil soal output pendidikan berkarakter Sumbar yang belum nampak hasilnya.
"Ada lahir rissing start di Sumbar tapi bukan hasil dari sebuah roadmap pendidikan berkarakter. Terus terang saya dan Pak Fadly Amran banyak mendapatkan motivasi dari tokoh minang di luar Sumbar, seperti uda Dony dan uda Ricky. Dan ada anak muda jadi kepala daerah di Sumbar berani saya katakan bukan hasil investasi pendidikan karakter yang dibuat Pemerintahan Sumbar,"ujar Yuliandre Darwis.
Padahal kata Akademisi FISIP Unand ini yang kini dua periode menjadi Komisioner KPI Pusat, ending pendidikan karakter menjadi sosok egaliter yang mampu lepas dari tekanan apa saja.
Walikota Padang Panjang yang juga Ketua KNPI Sumbar Fadly Amran mengakui penyampaian Dony Oskaria dan Yuliandre Darwis.
"Gubernur Sumbar kedepan harus orang yang serba tahu tapi kuat dengan data.
Gubernur harus menjadi pemimpin berkarakter dan bisa mengayomi semuanya. Pemimpin dicari kedepan harus paham akan bagaimana mengelaborasikan aplikasi program, baik dengan ASN maupun tokoh dan masyarakatnya,"ujar Fadly.
Dan yang pasti ketika dipilih masyarakat kata Fadly Amran harus berani mengambil kebijakan tidak populis.
"Sayang rasanya amanah rakyat ketika pemimpin itu hanya berani melaksanakan rutinitas dan bekerja karena niat populer dan pencitraan belaka,"ujar Fadly.
Bahkan Fadly Amran mengatakan pengalaman baru satu tahun lebih menjadi Walikota, kalau hanya untuk pencitraan maka Padang Panjang tidak ada perubahan signifikan.
"Walau sudah seperti itu tetap saja walikota menjadi sasaran bullyng, bagi saya lumrah itu bagian resiko sebagai pejabat publik. Jadikan bully sebagai kritikan pedan yang konstruktif,"ujar Fadly.
Bahkan menghadapi tahun Sumbar memilih pemimpin ini, JPS harus beberkan apa pun tentang calon pemimpin ideal.
"Media adalah pilihan membranding dan menyampaikan a-z tentangg calon, supaya masyarakat pemilih tahu dan bisa tentukan pilihannya, tidak memilih karena dikasih uang,"ujar Fadly.
Sedangkan pengusaha nasional Ricky Donals Dt Paduko Marajo mengapresiasi atas konsennya JPS mencari sosok pemimpin Sumbar ke depan.
"Dan JPS juga menelurkan bulir pemikiran dalam bentuk point breef yang disampaikan nanti kepada siapa saja pemimpin Sumbar dipilih masyarakat. Proses rekruitmen kepala daerah tengah berlangsung, mau atau tidak mau toh media mampu membranding Pilkada Sumbar bahwa maju Cagub itu empat calon, Fakhrizal, Mahyeldi, Mulyadi dan Nasrul Abit, sejauh ini media berhasil menanamkan chips calon di Pilkada ke pemilih Sunbar,"ujsr Ricky Donals Dt Paduko Marajo.
Pemimpin Sumbar kedepan kata Ricky Donals harus tahu dulu masalah dan apa targetnya.
"Sehingga pemimpin terpilih sesuai mimpi masyatakat Sumbar yaitu pemimpin yang mau mendengar dan melihat serta mengerjakan tentang mimpi-mimpi masyarakat Sumbar selama ini,"ujar Ricky.
Majulah Fadly..
Harus diakui kata Ricky Donals kalau pola rekrutmen pemimpin sendiri sungguh sulit mendapatkan kepala daerah ideal. Justru 10 tahun terkahir Sumbar minim tokoh
"Akibatnya apa? setiap Pilkada, orang yang muncul itu ke itu saja, mana tokoh muda yang mau majunya tidak karena isi tas tapi karena kapabelitas dan elektabilitas murni,"ujar Ricky.
Kalau seperti itu kata Dt Paduko Marajo sebenarnya Sumbar punya, tapi sudah langka.
"Ada tapi langka, pandangan saya justru Wako Padang Panjang Fadly Amran sangat pas jadi Gubernur Sumbar di revolusi 4.0,"ujar Ricky.
Bahkan Dony Oskaria juga akui kalau Fadly Amran mau dan maju jadi Cagub, melihat ketegasan sikapnya yakni tidak populer dan tidak gila 'piala citra'.
"Fadly Amran sosok muda yang punya sikap dan komit dalam menjalankan porgram pembangunan, sekalipun untuk itu, Fadly harus menerima bully dan kecaman berbagai pihak,"ujar Dony Oskaria.
Tapi Ricky Donals Dt Paduko Marajo menambahkan, Sumbar harus realistis di tengah jadwal singkat Pilkada kini apa boleh buat apa yang ada terpaksa harus dibungkus untuk dipilih masyarakat.
"Pemimpin harus dekat dengan pemerintah pusat dan berani bekerja out of book meski karena itu dibully. Jangan pilih calon yang mampunha andalkan APBD. jangan naif deh, APBD Sumbar sekarang hanya pas untuk gaji saja,"ujar Ricky Donals. (rilis: jps/nov)
Editor : Ariel