Padang Aro- Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat mengusulkan pembangunan 17 unit Base Transceiver Station (BTS) ke Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
"Usulan kami sudah masuk dalam aplikasi milik Bakti dan 17 titik tersebut merupakan kawasan tanpa sinyal sama sekali," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Solok Selatan,Syamsurizaldi Padang Aro, Senin.
Pengusulan pembangunan BTS paling banyak di Kecamatan Sangir Batang Hari sembilan titik dan semuanya di Lubuk Ulang Aling yang merupakan daerah sulit di Solok Selatan.
Seterusnya di Kecamatan Sangir Balai Janggo tiga titik dan Sangir, Sangir Jujuan, Pauah serta Koto Parik Gadang Diateh masing-masing satu titik.
Dia mengatakan, pada 2019 tidak ada bantuan BTS dari Bakti Kominfo di wilayah Barat Indonesia sehingga baru diusulkan tahun ini.
"Pengusulan BTS ke Bakti merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membebaskan daerah dari blankspot," katanya.
Selain itu pihaknya juga mengusulkan pembangunan ulang BTS di Talantam yang rusak akibat diterjang banjir pada akhir Desember 2019.
Dia menyebutkan, saat ini blankspot di Solok Selatan ada 70 titik dan 2019 tidak ada pembangunan menara baru baik dari Bakti maupun provider.
"Tahun ini kami tetap mengajukan pembangunan menara telekomunikasi kepada provider agar titik blankspot bisa secepatnya dapat sinyal," ujarnya.
Sekarang di Solok Selatan terdapat 54 menara BTS milik provider dan seluruhnya sudah membayar retribusi kepada daerah.
Dari 54 menara yang membayar retribusi pemerintah daerah mendapatkan Rp255 juta.
Pembayaran retribusi BTS nilainya berdasarkan pengawasan menara bukan lagi berdasarkan NJOP jadi penghitungannya berdasarkan Ketinggian menara, lokasinya jauh apa dekat. (*)
Sumber Antara Sumbar