PADANG PANJANG, mediaterobos.com- Pemerintah Kota Padang Panjang bersama Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) menggelar dialog interaktif dengan tema Teknologi Informasi, Media Sosial, Kreatifitas Anak Muda, dan Pemajuan Kebudayaan.
Dialog interaktif itu merupakan rangkaian dari peringatan Hari Jadi Kota (HJK) Padang Panjang ke 229. berlansung di Pendopo rumah dinas Wali kota, Sabtu (30/11/2019).
Wali kota Padang Panjang, Fadly Amran menjadi pembicara bersama nara sumber lainnya, antara lain Aria Kusuma Dewa, Arif Malin Mudo, Chairu Pramono, Dede Pramayoza, Kusen Dony Hermansyah dan Sudarmoko serta di pandu oleh Edi Suisno, Dosen Teater ISI Padang Panjang.
Fadly dalam dialog interaktif yang dihadiri mayoritas usia milenial itu, mengatakan jika di Minangkabau dahulunya anak muda untuk memperkuat kepribadian dan keagamaannya dibesarkan di surau.
“Ditempa di surau itu dulu bukan untuk mendapatkan nilai rapor yang tinggi, melainkan agar mereka memiliki pengalaman untuk mandiri serta kuat agamanya,” kata Fadly.
Pengalaman masa lalu itu, menurut Fadly perlu di strategikan dengan zaman sekarang.
“Agar nilai – nilai pendidikan karakter di surau tersebut jangan sampai hilang, ” tegas Fadly.
Lebih lanjut, Fadly mengatakan sekarang zamannya anak muda berkarya. Kemajuan teknologi informasi dengan eksistensi media sosial membuat anak muda berani mengekspresikan kebisaan mereka, dibuktikan dengan munculnya berbagai vlog dan film film yang mereka garap lewat jalur indie.
“Media sosial bahkan bisa menjadi ajang untuk mempromosikan berbagai produk untuk berbisnis. Disinilah pemerintah harus hadir berkolaborasi dengan apa yang mereka inginkan bukan yang kita fikir mereka inginkan,” imbuh Fadly.
Sementara, Kusen Dony Hermansyah dalam penyampaiannya mengajak para generasi muda yang memiliki keinginan untuk membuat film dokumenter untuk mengesampingkan riset.
“Buat segala sesuatu yang kita pahami dan dekat dengan kita serta jangan alergi untuk mengupload, ” kata Kusen yang juga Dosen Film Institut Kesenian Jakarta.
Menurutnya, banyak dari apa yang ada dilingkungan ini yang perlu disampaikan.
“Terkadang hal itu menurut kita biasa, tapi bagi orang lain itu luar biasa, ” pungkasnya.
Beberapa diantara hadirin yang datang berasal dari peserta Festival Film Tentang Pemajuan Kebudayaan yang merupakan siswa dan siswi SLTA wilayah Sumatera Barat, Bengkulu dan Jambi. ( Pul ).