Trenggalek- Petai getah pinus sedikit bernafas lega, sebab jalan untuk mengangkut hasil dresannya kini sudah bisa diangkut menggunakan kendaraan. Dari sebelumnya, mereka petani getah pinus harus mengangkutnya dengan tangan kssng. Bahkan tak jarang yang digendong atau di angkat diatas kepala. 

Kini cerita jalan rusak, jalan becek hingga licin hanya berita burung yang enggan hinggap pada petani getah pinus di Kecamatan Bendungan, Trenggalek. Sebab petani dari warga Desa Dompyong maupun Sumurup, Kecamatan setempat sudah tidak harus merasakan beratnya medan ketika membawa hasil sadapannya ke rumah. 

Hidup di sekitar hutan pohn pinus memang menajdi berkah tersendiri. Meskipun bukan pekerjaan utama, paling tidak hasil dari buruh sadap dapat mengurangi beban hidup masyarakat. Kadang pula penyadap getah Pinus memanfaatkan sela-sela pohon Pinus untuk tanaman pertanian untuk sekedar mengurangi kebutuhan pangan maupun menambah penghasilan.

Sasaran fisik TMMD 105 di Trenggalek rabat jalan,  ternyata memberikan secercah harapan bagi penyadap Pinus di dua desa ini. Permasalahan klise sulitnya mengangkut hasil sadapan akan bisa dimudahkan. Jalan yang selama ini licin dan terjal akan semakin mudah dijangkau dengan adanya rabat jalan. Selain menyelesaikan tugas pembangunan, Serda Edi dan Serda Sutomo, yang tergabung dalam satgas tengah membantu warga lakukan penyadapan getah Pinus di RT 18 RW 5 Dompyong. Kemudian hasilnya diserahkan kepada petani. Sedikit harapan itu akan menambah senyum dan berkah buat keluarganya

Mulyadi salah satu petani sadap getah  Pinus warga RT. 18 RW. 5 Desa Dompyong menuturkan, selama ini Truck pengangkut getah Pinus sering selip saat mengambil getah warga. Dengan adanya rabat jalan tentunya tidak akan terjadi hal seperti itu.”kalau dahulu saat jalan belum dibangun oleh TMMD ya kita gendong, kita angkat sendiir pakai manual. Kalau sekarang ya jalan sudah halus, bisa dilalui kendaraan ya alhamdulillah, kata Mulyadi, Sabtu (27/7). (Pendim)
 
Top