LIPUTAN KHUSUS TMMD KE-104 DI DESA PENINJOAN, KECAMATAN TEMBEKU, KAB. BANGLI, PROVINSI BALI

Tentara Nasional Indonesia (TNI) Manunggal Membangun Desa ke 104 Tahun 2019 di buka secara Nasional pada Selasa (26/2) di seluruh Tanah Air. Khusus untuk di Provinsi Bali dilaksanakan di Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Bali, Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati,  mewakili Gubernur Bali I Wayan Koster, di Lapangan Desa Peninjoan. Hal ini disampaikan oleh Kapendam IX/Udayana, Kolonel Kav Jonny Harianto G, S.I.P, dalam siaran persnya pada hari Kamis  (21/3) di Makodam IX/Udayana.

Selanjutnya Kapendam menyampaikan bahwa, program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang dulu dikenal dengan ABRI Masuk Desa (AMD) sudah dilaksanakan sejak tahun 1978,  saat ini sudah memasuki manunggal yang ke 104. Banyak harapan yang telah diwujudkan melalui program TMMD, yang dimotori oleh TNI Angkatan Darat, sebagai salah satu metoda dalam pembinaan territorial, yang berpihak kepada kepentingan rakyat, Pemerintah Daerah  maupun kepentingan TNI.


Dalam pemilihan lokasinya diarahkan untuk   menyasar daerah yang terpencil, terisolir, daerah tertinggal, daerah yang kumuh dan termasuk juga daerah yang terdampak bencana alam, dengan penerapan sistem Bottom Up, diawali dengan usulan dari masyarakat kemudian diajukan secara hierarki sampai pada tingkat atas, sehingga hasilnya betul-betul dapat menyentuh kepentingan rakyat, seperti apa yang disampikan oleh Kades Desa Peninjaoan, I Dewa Nyoman Tagel, mengaku sangat  bersyukur dengan dilaksanakannya program TMMD Ke 104 di Desa Peninjoan, sebagai buah perjuangannya bersama warga masyarakat, yang sejak dulu sangat merindukan adanya infrastruktur berupa jalan yang memadai. Banyak harapan warga masyarakat yang dapat diwujudkan melalui program TMMD kali ini, dengan adanya akses jalan yang memadai, mobilitas dan aktifitas warga masyarakat akan menjadi lancar, terutama dalam mengangkut dan memasarkan hasil-hasil pertanian (padi, jamur tiram dan sayuran), hasil perkebunan (coklat, kelapa, salak dan kayu bahan bangunan) serta hasil peternakan (sapi, ayam dan telor) yang menjadi komoditas andalan dalam menopang perekonomian warga masyarakat Desa Peninjoan.


Selanjutnya dibidang pariwisata, saat ini Desa Peninjoan sedang digalakkan menjadi Desa Wisata, potensi yang sedang dikembangkan adalah wisata alam dengan panorama lembah dan ketinggian yang hijau serta udara pegunungan yang sangat sejuk, telah dirintis dengan pengembangan objek wisata spiritual (Tirta Penyucian Diri) berupa 11 pancuran dengan mata air yang sangat jernih dan sejuk. Disamping itu, juga sudah dirintis objek wisata swafoto (selfie) di Taman Dukuh Hill, yang saat ini sudah mulai beroperasi dan sudah cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dengan dibukanya jalan melalui program TMMD ini diharapkan program Desa Wisata ini akan dapat semakin berkembang dan dapat menarik simpati para wisatawan agar lebih banyak lagi berkunjung ke Desa Peninjoan.

Disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah, dengan adanya infrasruktur berupa jalan yang memadai, sangat bermanfaat dalam prosesi upacara agama terutama bila ada warga masyarakat yang Layu Sekar (meninggal dunia) disaat prosesi pengembaliannya kepada Sang Pencipta (Atma Kertih) melalui upacara Ngaben yang berlanjut dengan acara Nganyut (membuang abu jenazah) kesungai ataupun langsung ke laut,  yang sebelumnya hanya melalui jalan setapak yang terjal, sungguh sangat menyulitkan dalam pengusungan jenazah. 


Dengan adanya program TMMD kali ini, kami  masyarakat Desa Peninjoan mengucapkan syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak TNI, Pemerintah Daerah dan segenap Institusi lintas sektoral, yang sudah banyak membantu perjuangan kami sehingga pada akhirnya kami memiliki akses jalan yang memadai, demikian papar Kades.

Kemudian dilihat dari segi kepentingan Pemerintah Daerah, TMMD ini sangat membantu dalam mengakselerasi pembangunan di daerah dan sangat membantu dalam percepatan pembangunan serta pemerataannya, dalam upaya untuk pengentaskan kemiskinan. Disamping itu TMMD juga mempunyai nilai efisiensi yang sangat signifikan bila dibandingkan dengan pembangunannya dilaksanakan melalui proyek yang ditenderkan kepada kontraktor, melalui program TMMD pembangunan ini menghabiskan dana sebesar RP. 1.379.440.000,- sedangkan bila di tenderkan kepada kontraktor diperkirakan menelan biaya sampai RP 4.247.451.000,-


Terkait hal itu Gubernur Bali memberi apresiasi yang tinggi terhadap keterlibatan TNI dalam pembangunan di desa, pada hakekatnya merupakan bentuk nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat. Melalui program TMMD tentu mempercepat proses pembangunan di desa, seperti  yang tertuang dalam butir ke 3 dari Nawa Cita yakni “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. Gubernur Bali juga menaruh harapan besar agar TMMD ini dapat memicu dan memotivasi pemberdayaan masyarakat sebagai subjek pembangunan, dengan semangat dan jiwa baru yang berintegritas, beretos kerja dan gotong royong, yang pada akhirnya dapat memperlancar jalannya penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional khususnya di Provinsi Bali, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar besarnya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, demikian sambutan Gubernur saat upacara Pembukaan TMMD yang dibacakan oleh Wagub.

Selanjutnya dari segi kepentingan TNI sebagai institusi yang mempunyai tugas pokok dibidang pertahanan, sudah tentu sangat signifikan jika dihadapkan dengan sistem pertahanan yang dianut saat ini yakni Pertahanan Semesta, yang pada intinya sangat membutuhkan peranserta dan partisipasi masyarakat dalam membangun pertahanan. Melalui program TMMD, TNI dan masyarakat saling bahu membahu, bergotong royong untuk melaksanakan kegiatan fisik, mulai dari saling sapa dan saling mengenal sehingga terbangun suatu kebersamaan yang bernuansa kebatinan, suasana kebersamaan seperti ini akan sangat berpengaruh terhadap penguatan kemanunggalan TNI dengan rakyat dan sangat potensial menjadi kantong-kantong pertahanan di wilayah.


Kemudian dari segi kegiatan non fisik, melalui penyuluhan dengan materi Bela Negara, Pancasila, pemutaran Film Perjuangan dan materi-materi yang lainnya akan sangat bermanfaat dalam penguatan rasa kebangsaan, cinta tanah air dan membangkitkan kesadaran berbangsa dan bernegara, dikalangan warga masyarakat daerah sasaran TMMD dan sekitarnya, demikian papar Kapendam.

Lebih lanjut Kapendam menyampaikan, pelaksanaan TMMD ke 104 di Provinsi Bali dilaksanakan di wilayah Kodim 1626/Bangli, Korem 163/Wira Satya berlokasi di Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, dengan sasaran fisik berupa pembuatan badan jalan dengan ukuran 1,5  km x 6 m, pengerasan jalan ukuran 1,5 x 3 m, pengaspalan jalan ukuran 1,5 km x 3 m, pembuatan senderan sepanjang 300 m dengan tinggi rata-rata 2 m dan pembuatan plat beton dengan ukuran 8 x 1,5 m, serta sasaran non fisik berupa sosialisasi/penyuluhan antara lain penyuluhan pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan, hukum, koperasi/UKM, agama, keluarga berencana dan perlindungan anak, kamtibmas/narkoba, kesehatan, perdagangan, kepariwisataan, bela negara, Pancasila, kesadaran berbangsa dan bernegara, PKK dan kependudukan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat daerah sasaran.

Adapun mekanisme pelaksanaan program TMMD ini, didukung oleh 150 orang personel yang tergabung dalam Satgas Gabungan TMMD yang personelnya diambil dari satuan jajaran Kodam IX/Udayana, Pemda setempat maupun perkuatan dari Polri, warga binaan Lapas serta dukungan masyarakat daerah sasaran dan sekitarnya, yang diatur setiap harinya rata-rata sekitar 125 orang, mereka bergabung dengan Satgas TMMD selama satu bulan penuh untuk melaksanakan kegiatan, baik dalam pelaksanaan kegiatan fisik maupun non fisik.


Terkait dengan pemukiman, anggota Satgas TMMD semuanya menginap di rumah-rumah warga masyarakat daerah sasaran, mereka mendapat dukungan penuh dari warga masyarakat, dengan demikian senantiasa ada kebersamaan antara anggota Satgas dengan warga masyarakat. Suasana kebersamaan dan kebatinan seperti ini, sangat dirasakan oleh warga masyarakat, seperti pengakuan Ibu Ni Ketut Kartini yang rumahnya juga dipakai tempat menginap oleh anggota TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD, menyatakan “masyarakat sangat mendukung dan menyambut baik anggota TNI yang terlibat dalam TMMD menginap di rumah-rumah warga masyarakat, bukan hanya dirinya banyak warga masyarakat yang menawarkan rumahnya sebagai tempat untuk menginap anggota TNI yang bekerja, ada 20 rumah warga yang dijadikan tempat menginap anggota Satgas TMMD, warga masyarakat dengan senang hati menerimanya, kami menganggapnya sudah seperti saudara dan keluarga sendiri” demikian aku Ketut Kartini.

Dilihat dari realisme pelaksanaan TMMD di lapangan, baik dalam pelaksanaan sasaran fisik maupun non fisik, banyak sisi positif yang bisa diraih antara lain, terpenuhinya harapan masyarakat yang merindukan adanya infrastruktur yang lebih memadai, disamping juga dapat merangsang kesadaran masyarakat untuk membangun daerahnya sendiri, membangkitkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan membudayakan hidup sehat, memupuk jiwa kebersamaan dan budaya gotong royong yang saat ini sudah mulai memudar, memupuk rasa cinta tanah air, penguatan rasa kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara serta terbantunya program Pemerintah Daerah dalam mengakselerasi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan sampai ke pelosok pedesaan, pengentasan kemiskinan, termasuk efisiensi anggaran Pemerintah Daerah dan sekaligus memperkuat Kemanunggalan TNI dengan rakyat dalam rangka membangun pertahanan wilayah sebagai basis Pertahanan Nasional, jadi banyak harapan yang bisa diraih melalui Program TMMD, demikian pungkas Kapendam. (*)


 
Top