Pariaman, mediaterobos.com- Paham radikalisme sudah mulai meresahkan masyarakat. Untuk menangkal paham radikalisme Polres Pariaman melakukan sosialisasi ke sekolah dan kampus. Sosialisasi itu, sebagai upaya pihak kepolisian menangkal masuknya paham radikalisme di dunia pendidikan.
Kapolres Pariaman AKBP Andry Kurniawan mengatakan, lembaga pendidikan seperti sekolah dan kampus rawan disusupi kelompok teroris perlu dilakukan sosialisasi agar para murid tahu dan paham tentang bahaya radikalisme..
Selepas libur Idul Fitri 2018,Polres akan mengunjungi sekolah sekolah yang tersebar di wilayah hukum Polres Pariaman. Selain itu, sosialisasi menangkal paham radikalisme dan terorisme, juga dilakukan hingga ke desa dan nagari. Bhabikamtibmas bersama Kepala Desa dan Babinsa TNI akan terlibat mensosialisasikan hal itu.
"Kita akan sosialisasikan ke sekolah. Ini harus dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak ada mahasiswa ataupun pelajar kita yang terpapar dengan paham radikal ini," ulasnya.
Terpisah, anggota DPRD Kota Pariaman Mulyadi menyebut, lembaga pendidikan rentan disusupi paham radikalisme. Status akademik, tidak menjadi jaminan terhadap seseorang untuk tidak terpapar oleh pemahaman radikalisme.
"Status akademik, tidak jaminan bebas dari paparan paham radikalisme ini. Otak pelaku bom Bali, Azhari adalah seorang doktor. Namun, nyatanya malah menjadi kelompok teror," sebutnya.
Upaya pencegahan terhadap paham radikalisme penting. Mulyadi menilai, jika selama ini, pencegahan tersebut dilakukan terlambat. Setelah terjadi serangan teror, baru ada sosialisasi.
"Kepolisian sebetulnya sudah sangat maksimal melakukan sosialisasi, namun perlu didukung oleh skate holder lainnya. Pemerintah daerah melalui pihak terkait perlu mendukung upaya yang dilakukan pihak kepolisian," ulasnya.
Kapolres Pariaman AKBP Andry Kurniawan mengatakan, lembaga pendidikan seperti sekolah dan kampus rawan disusupi kelompok teroris perlu dilakukan sosialisasi agar para murid tahu dan paham tentang bahaya radikalisme..
Selepas libur Idul Fitri 2018,Polres akan mengunjungi sekolah sekolah yang tersebar di wilayah hukum Polres Pariaman. Selain itu, sosialisasi menangkal paham radikalisme dan terorisme, juga dilakukan hingga ke desa dan nagari. Bhabikamtibmas bersama Kepala Desa dan Babinsa TNI akan terlibat mensosialisasikan hal itu.
"Kita akan sosialisasikan ke sekolah. Ini harus dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak ada mahasiswa ataupun pelajar kita yang terpapar dengan paham radikal ini," ulasnya.
Terpisah, anggota DPRD Kota Pariaman Mulyadi menyebut, lembaga pendidikan rentan disusupi paham radikalisme. Status akademik, tidak menjadi jaminan terhadap seseorang untuk tidak terpapar oleh pemahaman radikalisme.
"Status akademik, tidak jaminan bebas dari paparan paham radikalisme ini. Otak pelaku bom Bali, Azhari adalah seorang doktor. Namun, nyatanya malah menjadi kelompok teror," sebutnya.
Upaya pencegahan terhadap paham radikalisme penting. Mulyadi menilai, jika selama ini, pencegahan tersebut dilakukan terlambat. Setelah terjadi serangan teror, baru ada sosialisasi.
"Kepolisian sebetulnya sudah sangat maksimal melakukan sosialisasi, namun perlu didukung oleh skate holder lainnya. Pemerintah daerah melalui pihak terkait perlu mendukung upaya yang dilakukan pihak kepolisian," ulasnya.