DHARMASRAYA,TEROBOS-Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan kembali membakar semangat para olahragawan asal Kabupaten Dharmasraya. Keterbatasan fasilitas termasuk kostum yang belum siap justeru harus dijadikan penyemangat dalam adu prestasi keolahragaan terakbar di Sumbar. Bahwa ternyata persoalan kostum dan berbagai keminiman biaya sama sekali tidak mempengaruhi semangat juang untuk berolahraga.

Kontingen sepakbola misalnya, meskipun minim fasilitas, namun semangat juang yang ditunjukkan para pesepakbola terbaik negeri petrodolar ternyata tetap tinggi. Semangat yang menyala itu yang turut mengantar kemenangan kesebelasan Dharmasraya atas Kesebelasan Tanah Datar dalam pertandingan perdana kemarin. Padahal Kesebelasan Tanah Datar digadang gadang memiliki peluang terbesar menyabet emas. Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan yakin jika kontingen Dharmasraya lainnya tidak mau kalah dengan kontingen sepakbola, dan merubah berbagai kekurangan menjadi penyemangat.

Menurut Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Kontingen Kabupaten Dharmasraya agar bisa menampilkan diri dengan ramah, santun dan sportif. "Tunjukkan kepada kontingen lain bahwa kita berasal dari daerah dengan moto Tahu Jo Nan Ampek," ujar bupati termuda Indonesia itu. Ia menambahkan, bahwa keberadaan kontingen Dharmasraya di arena Porprov Sumbar, adalah untuk membela daerah, bukan untuk membela bupati. Kemampuan untuk meraih prestasi akan menjadi bukti bahwa Dharmasraya bisa.

Kabupaten Dharmasraya, menurut laporan Ketua KONIDA Muhammad Dani Dt. Rajo Malano, mengirimkan kontingen ke arena Porprov dengan kekuatan 410 personil, terdiri 300 atlet, 75 oficial dan 35 panitia. Akan terjun dan berlaga di 23 cabang olahraga, diantaranya sepakbola, basket, volibal, dayung dan binaraga. Selain jumlah tersebut, Dani memperkirakan, jumlah penggila olahraga dari negeri petrodolar akan memenuhi arena Porprov untuk menyemangati perjuangan putra putri terbaik Dharmasraya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prih Handoko meminta maaf atas keterlambatan penyediaan logistik kontingen terutama pakaian. Pasalnya, keterlambatan tersebut bukan merupakan kesengajaan, melainkan adanya proses birokrasi yang harus dilalui. "Kita sempat gagal lelang. Jadi ya bagaimana lagi. Semuanya bukan kami sengaja," katanya. Namun Prih optimis, sebelum acara pembukaan berlangsung, semua kontingen sudah bisa memakai kostum untuk defile dan parade. "Seragam kita sudah dalam perjalanan," katanya.(Web)
 
Top